Dua Desa Wisata Indonesia Raih Penghargaan “Best Tourism Villages 2024”

Avatar Ricky SmartTravelism

Dua Desa Wisata Indonesia Raih Penghargaan “Best Tourism Villages 2024” dari UN Tourism

Indonesia kembali menunjukkan keunggulannya dalam sektor pariwisata dengan prestasi membanggakan di kancah internasional. Desa Wisata Jatiluwih di Bali dan Desa Wisata Wukirsari di Daerah Istimewa Yogyakarta berhasil meraih penghargaan “Best Tourism Villages 2024” dari UN Tourism. Penghargaan ini merupakan pengakuan atas kualitas pengelolaan pariwisata desa yang berkelanjutan, di mana hanya 55 desa dari seluruh dunia yang mendapat kehormatan serupa tahun ini.

Pengakuan ini diberikan berdasarkan sembilan indikator utama yang menjadi tolok ukur keberhasilan desa wisata, yaitu:

1. Sumber Daya Budaya dan Alam

  • Jatiluwih dikenal dengan keindahan sawah terasering yang menerapkan sistem subak, warisan budaya dunia UNESCO yang merepresentasikan harmoni antara manusia dan alam.
  • Wukirsari, di sisi lain, menawarkan kekayaan seni tradisional, seperti batik tulis dan wayang kulit, yang dihasilkan oleh tangan-tangan terampil masyarakat lokal.

2. Promosi dan Konservasi Sumber Daya Budaya

  • Jatiluwih berhasil memadukan pelestarian tradisi lokal dengan promosi wisata internasional, memikat wisatawan untuk mengenal lebih dalam budaya Bali.
  • Wukirsari menjaga warisan budaya dengan mengadakan pelatihan seni kepada generasi muda, memastikan tradisi seperti membatik dan membuat wayang tetap hidup.

3. Keberlanjutan Ekonomi

Kedua desa mengutamakan pengelolaan wisata yang memberikan manfaat ekonomi langsung kepada masyarakat lokal. Pendapatan dari wisata digunakan untuk mendukung usaha kecil dan meningkatkan kualitas hidup warga.

4. Keberlanjutan Sosial

Komunitas lokal di Jatiluwih dan Wukirsari dilibatkan secara aktif dalam kegiatan wisata. Pendekatan ini memperkuat solidaritas sosial dan rasa memiliki terhadap budaya dan lingkungan mereka.

5. Keberlanjutan Lingkungan

  • Jatiluwih menjaga kelestarian sawah dengan metode pertanian organik yang ramah lingkungan.
  • Wukirsari menjaga keasrian lingkungan melalui praktik ramah lingkungan dalam produksi kerajinan mereka.

6. Pengembangan Pariwisata dan Integrasi Rantai Nilai

  • Jatiluwih terintegrasi dengan jaringan pariwisata Bali yang kuat, menghubungkan wisatawan dengan pengalaman lokal yang autentik.
  • Wukirsari mengembangkan ekowisata dan program pelatihan berbasis budaya, menambah nilai kunjungan wisata.

7. Tata Kelola dan Prioritas Pariwisata

Kedua desa memiliki manajemen pariwisata yang solid dengan prioritas pada pelestarian budaya dan pemberdayaan masyarakat lokal.

8. Infrastruktur dan Konektivitas

Akses menuju Jatiluwih dan Wukirsari terus ditingkatkan, memastikan kenyamanan wisatawan tanpa mengganggu keseimbangan lingkungan desa.

9. Kesehatan, Keamanan, dan Keselamatan

Dengan infrastruktur dasar yang baik serta fasilitas kesehatan dan keamanan yang memadai, wisatawan merasa aman saat berkunjung ke kedua desa.

Inspirasi bagi Desa Wisata Lain

Penghargaan ini menjadi bukti nyata bahwa desa-desa wisata di Indonesia mampu bersaing di tingkat global. Desa Wisata Jatiluwih dan Wukirsari menjadi teladan bagaimana pariwisata dapat berkembang tanpa mengesampingkan pelestarian budaya, sosial, dan lingkungan.

Semoga pencapaian ini menjadi motivasi bagi desa-desa wisata lain di Indonesia untuk terus berinovasi dan menciptakan pengalaman wisata yang berkesan, berkelanjutan, dan membawa manfaat bagi masyarakat luas.

sources: https://www.instagram.com/kemenparekraf.ri/?hl=en https://aksikata.com/2023/07/28/desa-wisata-wukirsari-kampung-batik-tulis-giriloyo-yogyakarta/ https://www.jawapos.com/travelling/014019709/salah-satu-warisan-dunia-unesco-berikut-daya-tarik-lokasi-dan-waktu-yang-tepat-saat-berkunjung-ke-wisata-teras-sawah-jatiluwih-bali?page=2

Avatar cs.smarttravelism@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *